Saturday, October 11, 2008
Mengapa investor menganggap Tuan Pasar(uang)begitu menggoda? Ternyata otak kita telah terprogram untuk menjerumuskan kita ke dalam masalah investasi; manusia adalah binatang pencari pola. Para psikolog telah menunjukkan bahwa jika kita memperlihatkan sederet angka acak kepada orang --dan mengatakan kepada mereka bahwa deret ini tidak bisa ditebak--mereka tetap akan berusaha keras untuk mengira-ngira apa yang akan terjadi selanjutnya. Sebagaimana kita juga "tahu" bahwa angka dadu yang akan muncul berikutnya adalah tujuh, bahwa seorang pemain baseball akan mencapai base berikutnya, bahwa nomor pemenang yang akan muncul pada lotere Powerball pasti 4-27-9-16-42-10 dan bahwa saham yang kita pegang sekarang adalah the next Microsoft.
Terobosan penelitian baru di bidang ilmu syaraf (neuroscience) menunjukkan bahwa otak kita dirancang untuk membayangkan tren, bahkan ketika tren tersebut sebenarnya tidak ada. Setelah suatu peristiwa terjadi hanya sebanyak dua atau tiga kali berturut-turut, bagian otak manusia yang disebut dengan anterior cingulate dan nucleus accumbens secara otomatis mengantisipasi bahwa hal itu akan terjadi lagi. Jika memang berulang, zat kimia alami yang disebut dengan dopamine dilepas, membanjiri otak Anda dengan euphoria kecil. Oleh karena itu, jika suatu saham naik beberapa kali berturut-turut, Anda secara refleks menganggap bahwa kejadian itu akan terus berlanjut dan zat kimia di otak Anda berubah begitu saham tersebut naik, memberi Anda "rasa melayang alami". Anda secara efektif menjadi kecanduan terhadap prediksi Anda sendiri.
Namun ketika saham menurun, kerugian finansial memancing Anda Bagian otak yang memproses rasa takut dan kegelisahan sehingga menghasilkan respon terkenal "fight or flight" yang umum ditemui pada semua hewan yang sedang tersudut. Sebagaimana Anda tak mampu mengendalikan detak jantung Anda ketika alarm kebakaran berbunyi, sebagaimana Anda tak bisa mencegah untuk mundur ketika ular derik melata di depan Anda, Anda juga tak bisa lari dari rasa takut ketika harga saham melorot cepat.
Bahkan, dua psikolog brilian, Daniel Kahneman dan Amos Tversky, telah membuktikan bahwa penderitaan karena kerugian finansial memiliki intensitas dua kali lebih besar dibandingkan dengan kesenangan karena mendapatkan keuntungan dalam jumlah ekuivalen. Memperoleh keuntungan sebesar $ 1000 dari saham terasa enak namun kehilangan $ 1000 menimbulkan pukulan emosional lebih dari dua kali lipat lebih kuat. Kehilangan uang begitu menyakitkan sehingga banyak orang, karena ketakutan dengan prospek kerugian yang lebih besar lagi, bersedia menjual habis dengan harga yang sangat murah atau menolak membeli lagi.
Source: The Intelligent Investor by Benjamin Graham pages 282 - 283
Terobosan penelitian baru di bidang ilmu syaraf (neuroscience) menunjukkan bahwa otak kita dirancang untuk membayangkan tren, bahkan ketika tren tersebut sebenarnya tidak ada. Setelah suatu peristiwa terjadi hanya sebanyak dua atau tiga kali berturut-turut, bagian otak manusia yang disebut dengan anterior cingulate dan nucleus accumbens secara otomatis mengantisipasi bahwa hal itu akan terjadi lagi. Jika memang berulang, zat kimia alami yang disebut dengan dopamine dilepas, membanjiri otak Anda dengan euphoria kecil. Oleh karena itu, jika suatu saham naik beberapa kali berturut-turut, Anda secara refleks menganggap bahwa kejadian itu akan terus berlanjut dan zat kimia di otak Anda berubah begitu saham tersebut naik, memberi Anda "rasa melayang alami". Anda secara efektif menjadi kecanduan terhadap prediksi Anda sendiri.
Namun ketika saham menurun, kerugian finansial memancing Anda Bagian otak yang memproses rasa takut dan kegelisahan sehingga menghasilkan respon terkenal "fight or flight" yang umum ditemui pada semua hewan yang sedang tersudut. Sebagaimana Anda tak mampu mengendalikan detak jantung Anda ketika alarm kebakaran berbunyi, sebagaimana Anda tak bisa mencegah untuk mundur ketika ular derik melata di depan Anda, Anda juga tak bisa lari dari rasa takut ketika harga saham melorot cepat.
Bahkan, dua psikolog brilian, Daniel Kahneman dan Amos Tversky, telah membuktikan bahwa penderitaan karena kerugian finansial memiliki intensitas dua kali lebih besar dibandingkan dengan kesenangan karena mendapatkan keuntungan dalam jumlah ekuivalen. Memperoleh keuntungan sebesar $ 1000 dari saham terasa enak namun kehilangan $ 1000 menimbulkan pukulan emosional lebih dari dua kali lipat lebih kuat. Kehilangan uang begitu menyakitkan sehingga banyak orang, karena ketakutan dengan prospek kerugian yang lebih besar lagi, bersedia menjual habis dengan harga yang sangat murah atau menolak membeli lagi.
Source: The Intelligent Investor by Benjamin Graham pages 282 - 283
Labels: Article