Wednesday, October 22, 2008

Krisis ekonomi yang melanda AS dalam kuartal ketiga tahun ini semakin membebani seluruh sektor perekonomian yang ada di AS. Kondisi ini semakin terlihat pada berkurangnya produktifitas perusahaan-perusahaan setelah berkurangnya daya beli masyarakat yang seiring dengan adanya kecenderungan menurunnya pendapatan. Menurutnnya pendapatan masyarakat dipicu oleh adanya pelemahan disektor riil yang terkena imbas dari anjloknya sektor finansial.

Kondisi tersebut tercermin pada menurunnya tingkat profit kuartal ketiga perusahaan-perusahaan besar di AS. Meningkatnya biaya operasional dan sulitnya mencari pinjaman modal usaha membuat banyak perusahaan mengalami kesulitan dalam menjaga produkstifitasnya. Perusahaan-perusahaan yang mengalami keterpukulan terutama eprusahaan-perusahaan yang berfokus pada sektor finansial dan sektor riil.

Krisis Ekonomi Ciptakan Banyak PHK

Dampak langsung dari sulitnya performa perusahaan-perusahaan di AS diperlihatkan oleh banyaknya kebijakan PHK yang dilakukan oleh banyak perusahaan demi mengurangi beban operasional yang semakin tinggi. Kebijakan yang dialkukan oleh banyaknya perusahaan ini membuat para tenaga kerja yang ada di AS semakin khawatir mengenai nasibnya.

Meningkatnya beban operasional membuat banyak perusahaan terutama perusahaan finansial yang melakukan penjualan aset maupun penjualan mayoritas saham. Hal ini otomatis mengurangi jumlah pegawai yang berada pada setiap unit usaha.

Dipastikan dengan adanya kebijakan tersebut akan semakin menambah jumlah tingkat pengangguran di AS. Meski pada pekan lalu tingkat pengangguran mengalami penurunan sebesar 16.000 orang menjadi saat ini total pengangguran mencapai angka 438.000 orang diseluruh AS. Menurunnya tingkat pengangguran pekan lalu masih disebabkan oleh telah berkurangnya dampak sari rusaknya infrastruktur paska badai Ike dan Gustav yang sempat melanda Amerika Serikat bagian Selatan dan Timur.

Banyak Perusahaan Mem-PHK Karyawannya

Beberapa perusahaan yang mengambil kebijakan pengurangan tenaga kerja diantaranya perusahaan-perusahaan finansial, otomotif maupun perusahaan search engine. Pada perusahaan finansial, perusahaan seperti Merrill Lynch yang telah memberhentikan tenaga kerjanya hingga mencapai 1000 orang. Lehman Brothers Holdings, Citigroup dan Bear Stearns tercatat telah menciptakan 10.000 orang pengangguran baru.

Perusahaan otomotif terbesar di AS, General Motors sebelumnya juga telah memangkas tenaga kerjanya hingga mencapai 400 orang, diikuti oleh perusahaan otomotif lainnya yaitu BorgWarner yang memangkas sebanyak 1250 orang.

Yahoo, perusahaan search engine terbesar di dunia tidak kalah dengan yang lain yang juga turut memangkasjumlah tenaga kerjanya hingga sebesar 150 orang pada sepanjang kuartal ketiga tahun ini. Pekan lalu, perusahaan minuman bersoda terkemuka didunia juga telah mengumumkan bahwa pihaknya akan mengurangi karyawan sebesar 1000 orang diseluruh dunia.

Dibutuhkan Jaminan dari Pemerintah

Untuk dapat mengurangi dampak lebih lanjut mengenai meningkatnya jumlah pemangkasan tenaga kerja yang terjadi di AS. Pemerintah AS melalui Gubernur Fed Ben Bernanke dalam testimoninya dua hari lalu memastikan bahwa pemerintah akan terus berusaha sekeras mungkin dalam menekan gejolak yang terjadi pada sektor riil. Langkah yang sedang diupayakan oleh pemerintah saat ini ialah dengan memebrikan bantuan likuid kepada perusahaan-perusahan yang mengalami krisis. Langkah selanjutnya ialah dengan menjaga kestabilan finansial bisnis UKM yang bersentuhan langsung dengan masyarakat ekonomi menengah kebawah yang rentan terhadap timbulnya pengangguran.

Source : vibiznews.com