Wednesday, October 22, 2008
Bagaimana strategi investasi di tengah kondisi krisis terkini? Investor Indonesia, layaknya investor Asia lainnya, ternyata masih cukup konservatif. Mereka umumnya tak mau mengambil investasi yang terlalu berisiko.
Apa saja pilihan investasi orang Indonesia? Menurut survei dari ING Securities Indonesia, investor Indonesia selama triwulan III-2008 ternyata masih memilik investasi dalam bentuk uang tunai (95%) dan emas (76%).
Sementara untuk periode triwulan IV-2008, hanya sedikit yang ingin berinvestasi dalam saham lokal. Bagaimana sisanya?
Sebanyak 37% investor Indonesia mengatakan berminat untuk investasi pada uang tunai pada triwulan IV-2008, 14% berminat untuk investasi sektor properti, 29% berniat investasi emas, 10% akan berinvestasi pada dana pensiun.
"Kami menganjurkan investor untuk tetap mempertahankan rencana investasi jangka panjang mereka ditengah gelombang pasar yang kita saksikan sekarang ini," kata Alan Harden, CEO ING Investment Management Asia/Pasifik dalam siaran persnya, Rabu (15/10/2008).
Ia mengaku tetap optimistis dengan kondisi ekonomi dan keuangan Asia, dan dalam jangka panjang pasar-pasar di Asia masih akan memiliki kinerja yang lebih baik ketimbang AS ataupun Eropa.
Indeks Sentimen Investor
Sementara survei triwulanan ING menunjukkan, indeks sentimen investor di Asia turun hingga 39% ke posisi 86 di triwulan III-2008, dibandingkan posisi 141 di triwulan III-2008. Secara quarter to quarter, indeks ini juga turun 21%.
Untuk investor Indonesia, indeks juga menunjukkan penurunan hingga 7,5% dalam 12 bulan terakhir. Padahal pada triwulan III-2008, indeks sentimen investor Indonesia sempat naik 15% menjadi 123 pada triwulan III-2008.
Selain itu, mayoritas investor Indonesia juga masih khawatir terhadap inflasi, meski cukup banyak yang berpendapat angkanya akan turun pada triwulan IV-2008.
Data juga menunjukkan bahwa masalah kelangkaan likuiditas dan perlambatan ekonomi AS mulai mempengaruhi sentimen investor.
Sebanyak 54% keputusan investasi investor Indonesia mulai terpengaruh oleh ketatnya likuiditas pada triwulan III dan 51% keputusan investasi lumayan terpengaruh oleh situasi ekonomi AS pada triwulan III.
"Sampai batasan tertentu, ekonomi domestik telah melindungi Indonesia dari dampak langsung kondisi global dan ekonomi domestik tertopang oleh kuatnya harga-harga komoditas sepanjang tahun ini," ujar Robert Scholten, Presdir ING Securities Indonesia.
Namun menurutnya, semakin bergejolaknya situasi di AS, Eropa serta penurunan drastis di beberapa pasar Asia, menyebabkan sentimen investor lokal mulai menurun. Hal itu terlihat dari bergejolaknya pasar Indonesia 2 pekan belakangan ini sebagai reaksi pasar global.
"Memasuki triwulan terakhir 2008, kami melihat sentimen investor Indonesia akan terus menurun, seperti negara-negara Asia lainnya, investor Indonesia akan lebih memilik berinvestasi pada uang tunai, simpanan dan emas meskipun adanya potensi peningkatan di pasar saham," urai Scholten.
Source : detikfinance.com
Apa saja pilihan investasi orang Indonesia? Menurut survei dari ING Securities Indonesia, investor Indonesia selama triwulan III-2008 ternyata masih memilik investasi dalam bentuk uang tunai (95%) dan emas (76%).
Sementara untuk periode triwulan IV-2008, hanya sedikit yang ingin berinvestasi dalam saham lokal. Bagaimana sisanya?
Sebanyak 37% investor Indonesia mengatakan berminat untuk investasi pada uang tunai pada triwulan IV-2008, 14% berminat untuk investasi sektor properti, 29% berniat investasi emas, 10% akan berinvestasi pada dana pensiun.
"Kami menganjurkan investor untuk tetap mempertahankan rencana investasi jangka panjang mereka ditengah gelombang pasar yang kita saksikan sekarang ini," kata Alan Harden, CEO ING Investment Management Asia/Pasifik dalam siaran persnya, Rabu (15/10/2008).
Ia mengaku tetap optimistis dengan kondisi ekonomi dan keuangan Asia, dan dalam jangka panjang pasar-pasar di Asia masih akan memiliki kinerja yang lebih baik ketimbang AS ataupun Eropa.
Indeks Sentimen Investor
Sementara survei triwulanan ING menunjukkan, indeks sentimen investor di Asia turun hingga 39% ke posisi 86 di triwulan III-2008, dibandingkan posisi 141 di triwulan III-2008. Secara quarter to quarter, indeks ini juga turun 21%.
Untuk investor Indonesia, indeks juga menunjukkan penurunan hingga 7,5% dalam 12 bulan terakhir. Padahal pada triwulan III-2008, indeks sentimen investor Indonesia sempat naik 15% menjadi 123 pada triwulan III-2008.
Selain itu, mayoritas investor Indonesia juga masih khawatir terhadap inflasi, meski cukup banyak yang berpendapat angkanya akan turun pada triwulan IV-2008.
Data juga menunjukkan bahwa masalah kelangkaan likuiditas dan perlambatan ekonomi AS mulai mempengaruhi sentimen investor.
Sebanyak 54% keputusan investasi investor Indonesia mulai terpengaruh oleh ketatnya likuiditas pada triwulan III dan 51% keputusan investasi lumayan terpengaruh oleh situasi ekonomi AS pada triwulan III.
"Sampai batasan tertentu, ekonomi domestik telah melindungi Indonesia dari dampak langsung kondisi global dan ekonomi domestik tertopang oleh kuatnya harga-harga komoditas sepanjang tahun ini," ujar Robert Scholten, Presdir ING Securities Indonesia.
Namun menurutnya, semakin bergejolaknya situasi di AS, Eropa serta penurunan drastis di beberapa pasar Asia, menyebabkan sentimen investor lokal mulai menurun. Hal itu terlihat dari bergejolaknya pasar Indonesia 2 pekan belakangan ini sebagai reaksi pasar global.
"Memasuki triwulan terakhir 2008, kami melihat sentimen investor Indonesia akan terus menurun, seperti negara-negara Asia lainnya, investor Indonesia akan lebih memilik berinvestasi pada uang tunai, simpanan dan emas meskipun adanya potensi peningkatan di pasar saham," urai Scholten.
Source : detikfinance.com
Labels: Global Crisis