Wednesday, December 17, 2008

Meski terdengar klasik pepatah kuno agar jangan meletakkan semua telur dalam satu keranjang cukup relevan dalam berinvestasi di saat krisis finansial seperti sekarang.

Maksud kalimat tersebut adalah mencegah kehilangan semua telur di saat satu keranjang karena hilang atau rusak. Rupanya metode tersebut dinilai masih ampuh mencegah kerugian dalam berinvestasi di pasar modal dan uang.

"Tren ekonomi saat ini kembali mengingatkan kita untuk memiliki diversifikasi portofolio investasi serta risk assessment yang lebih cerdas," ujar pengamat investasi Goei Siauw Hong dalam paparannya di hotel Mulia, Jakarta, Rabu Malam (29/10/2008).

Menurutnya, dalam kondisi ekonomi global yang tengah bergerak tanpa arah jelas seperti sekarang dibutuhkan suatu manajemen risiko yang tepat, salah satunya adalah melakukan diversifikasi investasi.

"Diversifikasi posisi ekuitas dan currency akan menjadi penting. Ekuitas secara umum telah menjadi murah dengan koreksi yang tajam. Nilai rupiah pun melemah cukup tajam. Memiliki lebih dari satu jenis produk investasi akan menjadi pilihan yang cerdas dalam kondisi seperti ini," papar Goei.

Goei menambahkan, kondisi krisis bursa global dan penguatan mata uang dolar terhadap hampir semua mata uang dunia masih akan berlangsung dalam waktu yang belum bisa diperkirakan pasti.

"Namun perkiraan sementara mengatakan pada triwulan 3 2009 kemungkinan ekonomi Asia akan menguat. Capital outflow yang sekarang terjadi diperkirakan berangsur-angsur mulai masuk lagi," ujar Goei.

Kendati Goei tidak bisa memastikan waktunya, secara umum ia masih optimistis dengan pemulihan ekonomi Indonesia.

Apa yang dikatakan Goei senada dengan paparan Cyrillus Harinowo, seorang praktisi perbankan yang turut menjadi pembicara dalam acara tersebut.

"Secara fundamental, ekonomi Indonesia masih berpotensi pulih," ujarnya.

Cyrillus menjelaskan, pergeseran ekonomi telah terjadi dari Jawa ke luar Jawa. Menurutnya, ekonomi di luar Jawa tumbuh cukup pesat, sedangkan krisis justru lebih terasa di Jawa.

"Jadi krisis belum merembet ke seluruh wilayah Indonesia. Daerah luar Jawa masih tumbuh baik," ujarnya.

Apalagi, lanjut Cyrillus, porsi ekspor Indonesia tidak begitu besar sementara dampak krisis ekonomi global jauh lebih terasa pada negara-negara dengan ekspor besar. Sehingga ia menyimpulkan Indonesia masih prospektif untuk pulih dalam waktu cepat.

"Fundamental juga masih kuat. Kita punya dua modal utama ekonomi, yaitu populasi penduduk dan sumber daya alam. Jika ini dikelola dengan baik, hampir dapat dipastikan kita bisa keluar dari krisis ini," jelas Cyrillus.

Kendati demikian, ada satu poin penting yang harus diperhatikan. Hubungan ekonomi baik secara langsung maupun tidak langsung antara Indonesia dengan China sangat mempengaruhi kesempatan Indonesia untuk pulih.

"Dengan catatan China masih tumbuh baik di 2009, pemulihan ekonomi Indonesia akan bisa berlangsung lebih cepat. Pergerakan ekonomi China akan memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia maupun di Asia," ulas Cyrillus.(dro/ir)

Source : detikfinance.com