Monday, December 15, 2008
Beli, jual dan tahan (buy, sell and hold) merupakan tiga kata dan sekaligus menjadi tiga aktivitas yang kerap kita dengar dalam investasi dan transaksi saham di Bursa Efek Indonesia. Teriakan buy akan segera berkumandang bila harga jual saham yang ingin dibeli sudah sesuai dengan harga yang dinginkannya. Sedangkan, kata sell segera berkumandang bila harga saham yang akan dijual sudah sesuai dengan harga jual yang diinginkan. Lalu kapan kata hold (tahan) diucapkan?
Aktivitas hold sebagaimana namanya secara harfiah dapat dikatakan tahan. Artinya dalam kondisi apapun harga saham investor berusaha untuk "menahan" atau menyimpan saham itu. Kongkritnya ketika harga saham turun dengan kecepatan yang cukup drastis, investor harus segara mengatakan hold atas saham itu. Sebab penurunan yang tajam, dalam tempo yang cepat perlu dicarikan konfirmasinya agar investor tak merugi.
Begitu pula sebaliknya ketika trend naik atas saham itu terjadi, investor jangan tergesa-gesa melakukan penjualan atas sahamnya itu. Sebab siapa tahu, sehabis menjual harga saham itu terus mengalami kenaikan. Karena itu dalam berinvestasi investor selalu disarankan untuk memahami terlebih dulu tentang tata cara investasi saham, kemudian tahu risiko.
Ibaratnya, investor harus paham benar bunyi iklan Bursa Efek Indonesia di media visual yang mengatakan: tahu caranya, tahu risikonya; pasti tahu keuntungannya. Untuk itu investor perlu paham benar tentang saham, jenis saham, serta sifat investasi saham.
Saham adalah bukti kepemilikan, membeli saham berarti menyetorkan sejumlah dana kepada perusahaan itu. Dan selanjutnya perkembangan harga saham akan berkembang sesuai dengan perkembangan perusahaan. Sedangkan risiko, yang harus dipahami adalah risiko pasar, risiko ekonomi, dan risiko yang sama sekali tidak terkait dengan ekonomi. Ekonomi membaik akan sangat mungkin harga saham akan naik. Tapi ekonomi baik tetapi kondisi politik kurang baik bisa menyebabkan harga pasar saham menjadi turun.
Beberapa hal yang perlu diingat oleh investor terkait dengan beberapa buy, sell and hold:
1. Jangan membeli efek hanya berdasarkan rayuan lewat telepon, mintalah informasi lebih lanjut secara tertulis sebelum memutuskan untuk membeli.
2. Hati-hati terhadap bagian pemasaran dari Perusahaan Efek yang mencoba merayu untuk membuat keputusan investasi baik menjual maupun membeli secara terburu-buru.
3. Jangan membeli efek berdasarkan berita-berita yang tidak jelas kebenarannya. Akan lebih aman jika memeriksa kebenaran suatu berita. Selain itu perlu diingat bahwa jika membeli atau menjual efek berdasarkan informasi orang dalam (insider information), tindakan tersebut dapat dikategorikan sebagai tindakan ilegal.
4. Carilah nasihat dari pihak yang berkompeten, jika tidak mengerti informasi di dalam prospektus atau informasi lainnya. Jangan percaya pada pihak yang menjamin dengan pasti akan adanya keuntungan.
5. Periksalah referensi dan latar belakang pihak-pihak yang menawarkan efek. Ingatlah bahwa kinerja yang bagus di masa lalu tidak menjamin kinerja yang sama di masa depan.
6. Hati-hatilah dengan instrumen investasi yang kurang likuid. Sadarilah bahwa jika berinvestasi di instrumen demikian, seringkali akan susah untuk menjual kembali karena tidak adanya permintaan.
7. Pastikan untuk mengerti risiko yang mungkin terjadi jika berinvestasi di efek terutama berinvestasi di instrument derivatif.
8. Hati-hati dengan spekulasi; kata Waren Buffet jadilah seorang investor saham harus menjadi business man bukan stock trader
Jadi aktivitas tiga kata buy, sell and hold harus diselaraskan dengan keuntungan yang hendak diperoleh seorang investor, toleransi atas risiko yang mampu ditahan, serta seberapa panjang investor itu merencanakan investasinya (time horizon). Ketika trend saham turun maka investor harus segera menentukan daya tahannya atas risiko penurunan harga saham itu. Selama batas toleransi atas risiko belum terlewati maka selama itu pula investor melakukan hold atas saham. Karena itu, jangan heran kalau sikap hold investor ini sering padukan dengan strategi buy (beli).
Aktivitas buy and hold dalam strategi saham sering dilakukan secara bersamaan. Strategi ini buy and hold ini cocok diterapkan secara bersamaan ketika harga saham sudah dianggap sangat murah. Begitu saham jatuh maka investor akan membeli sebanyak-banyaknya lalu melakukan hold untuk waktu yang sudah ditetapkan sehingga hasil investasi menjadi sangat maksimal begitu pasar kembali naik. Untuk bisa menerapkan strategi buy and hold secara tepat, harus benar-benar dipastikan bahwa saham yang dibeli itu akan mengalami kenaikan harga. Intinya investor yang akan menerapkan strategi ini adalah investor yang yakin bahwa saham perusahaan yang dibelinya akan terus berkembang.
Berkembanganya perusahaan itu dengan sendirinya akan naik pula harga saham yang di buy kemudian hold. Pastikan bahwa harga saham yang diincarnya berada pada titik terendah, atau pada saat pasar tengah bearish (pasar dan harga saham tengah jatuh). Kapan itu? Ya kira-kira seperti kondisi pasar pada hari-hari terakhir ini.
Source : okezone.com
Aktivitas hold sebagaimana namanya secara harfiah dapat dikatakan tahan. Artinya dalam kondisi apapun harga saham investor berusaha untuk "menahan" atau menyimpan saham itu. Kongkritnya ketika harga saham turun dengan kecepatan yang cukup drastis, investor harus segara mengatakan hold atas saham itu. Sebab penurunan yang tajam, dalam tempo yang cepat perlu dicarikan konfirmasinya agar investor tak merugi.
Begitu pula sebaliknya ketika trend naik atas saham itu terjadi, investor jangan tergesa-gesa melakukan penjualan atas sahamnya itu. Sebab siapa tahu, sehabis menjual harga saham itu terus mengalami kenaikan. Karena itu dalam berinvestasi investor selalu disarankan untuk memahami terlebih dulu tentang tata cara investasi saham, kemudian tahu risiko.
Ibaratnya, investor harus paham benar bunyi iklan Bursa Efek Indonesia di media visual yang mengatakan: tahu caranya, tahu risikonya; pasti tahu keuntungannya. Untuk itu investor perlu paham benar tentang saham, jenis saham, serta sifat investasi saham.
Saham adalah bukti kepemilikan, membeli saham berarti menyetorkan sejumlah dana kepada perusahaan itu. Dan selanjutnya perkembangan harga saham akan berkembang sesuai dengan perkembangan perusahaan. Sedangkan risiko, yang harus dipahami adalah risiko pasar, risiko ekonomi, dan risiko yang sama sekali tidak terkait dengan ekonomi. Ekonomi membaik akan sangat mungkin harga saham akan naik. Tapi ekonomi baik tetapi kondisi politik kurang baik bisa menyebabkan harga pasar saham menjadi turun.
Beberapa hal yang perlu diingat oleh investor terkait dengan beberapa buy, sell and hold:
1. Jangan membeli efek hanya berdasarkan rayuan lewat telepon, mintalah informasi lebih lanjut secara tertulis sebelum memutuskan untuk membeli.
2. Hati-hati terhadap bagian pemasaran dari Perusahaan Efek yang mencoba merayu untuk membuat keputusan investasi baik menjual maupun membeli secara terburu-buru.
3. Jangan membeli efek berdasarkan berita-berita yang tidak jelas kebenarannya. Akan lebih aman jika memeriksa kebenaran suatu berita. Selain itu perlu diingat bahwa jika membeli atau menjual efek berdasarkan informasi orang dalam (insider information), tindakan tersebut dapat dikategorikan sebagai tindakan ilegal.
4. Carilah nasihat dari pihak yang berkompeten, jika tidak mengerti informasi di dalam prospektus atau informasi lainnya. Jangan percaya pada pihak yang menjamin dengan pasti akan adanya keuntungan.
5. Periksalah referensi dan latar belakang pihak-pihak yang menawarkan efek. Ingatlah bahwa kinerja yang bagus di masa lalu tidak menjamin kinerja yang sama di masa depan.
6. Hati-hatilah dengan instrumen investasi yang kurang likuid. Sadarilah bahwa jika berinvestasi di instrumen demikian, seringkali akan susah untuk menjual kembali karena tidak adanya permintaan.
7. Pastikan untuk mengerti risiko yang mungkin terjadi jika berinvestasi di efek terutama berinvestasi di instrument derivatif.
8. Hati-hati dengan spekulasi; kata Waren Buffet jadilah seorang investor saham harus menjadi business man bukan stock trader
Jadi aktivitas tiga kata buy, sell and hold harus diselaraskan dengan keuntungan yang hendak diperoleh seorang investor, toleransi atas risiko yang mampu ditahan, serta seberapa panjang investor itu merencanakan investasinya (time horizon). Ketika trend saham turun maka investor harus segera menentukan daya tahannya atas risiko penurunan harga saham itu. Selama batas toleransi atas risiko belum terlewati maka selama itu pula investor melakukan hold atas saham. Karena itu, jangan heran kalau sikap hold investor ini sering padukan dengan strategi buy (beli).
Aktivitas buy and hold dalam strategi saham sering dilakukan secara bersamaan. Strategi ini buy and hold ini cocok diterapkan secara bersamaan ketika harga saham sudah dianggap sangat murah. Begitu saham jatuh maka investor akan membeli sebanyak-banyaknya lalu melakukan hold untuk waktu yang sudah ditetapkan sehingga hasil investasi menjadi sangat maksimal begitu pasar kembali naik. Untuk bisa menerapkan strategi buy and hold secara tepat, harus benar-benar dipastikan bahwa saham yang dibeli itu akan mengalami kenaikan harga. Intinya investor yang akan menerapkan strategi ini adalah investor yang yakin bahwa saham perusahaan yang dibelinya akan terus berkembang.
Berkembanganya perusahaan itu dengan sendirinya akan naik pula harga saham yang di buy kemudian hold. Pastikan bahwa harga saham yang diincarnya berada pada titik terendah, atau pada saat pasar tengah bearish (pasar dan harga saham tengah jatuh). Kapan itu? Ya kira-kira seperti kondisi pasar pada hari-hari terakhir ini.
Source : okezone.com
Labels: Investment Tips