Thursday, January 1, 2009
Ketika aku masih muda dan bebas berkhayal,
Aku bermimpi ingin merubah dunia.
Seiring dengan bertambahnya usia dan kearifanku,
Kudapati bahwa dunia tidak kunjung berubah.
Maka cita-cita itu pun agak kupersempit,
Lalu kuputuskan untuk hanya mengubah negeriku.
Namun tampaknya,
Hasrat itu pun tiada hasilnya.
Ketika usiaku semakin senja,
Dengan semangatku yang masih tersisa,
Kuputuskan untuk mengubah keluargaku,
Orang-orang yang paling dekat denganku…
Tetapi celakanya,
Mereka pun tidak mau diubah!
Dan kini,
Sementara aku berbaring saat ajal menjelang,
Tiba-tiba kusadari ……:
“Andaikan yang pertama-tama kuubah adalah diriku,
Maka dengan menjadikan diriku sebagai panutan,
Mungkin aku bisa mengubah keluargaku.
Lalu berkat inspirasi dan dorongan mereka,
Bisa jadi aku pun mampu memperbaiki negeriku.
Kemudian siapa tahu,
Aku bahkan bisa mengubah dunia.
(Terukir di sebuah makam di Westminster Abbey, Inggris, 1100 M.)
——————————————————————
Nb: - Mudah-mudahan dengan goresan diatas, kita tahu bagaimana melakukan perubahan. Perubahan tidak akan kekal bila hanya berharap orang lain yg berubah. “Satu keteladanan jauh lebih berharga dibanding dengan ribuan arahan”. Keteladanan datang dari masing-masing pribadi, bukan dari sekelompok orang. Tapi keteladanan seseorang bisa mempengaruhi orang-orang disekitarnya.
semoga kita bisa menjadi teladan yang dapat memberikan inspirasi bagi sekeliling kita, untuk itu mulailah semuanya dari diri sendiri.
Source : http://kloter17.blog.friendster.com/
Aku bermimpi ingin merubah dunia.
Seiring dengan bertambahnya usia dan kearifanku,
Kudapati bahwa dunia tidak kunjung berubah.
Maka cita-cita itu pun agak kupersempit,
Lalu kuputuskan untuk hanya mengubah negeriku.
Namun tampaknya,
Hasrat itu pun tiada hasilnya.
Ketika usiaku semakin senja,
Dengan semangatku yang masih tersisa,
Kuputuskan untuk mengubah keluargaku,
Orang-orang yang paling dekat denganku…
Tetapi celakanya,
Mereka pun tidak mau diubah!
Dan kini,
Sementara aku berbaring saat ajal menjelang,
Tiba-tiba kusadari ……:
“Andaikan yang pertama-tama kuubah adalah diriku,
Maka dengan menjadikan diriku sebagai panutan,
Mungkin aku bisa mengubah keluargaku.
Lalu berkat inspirasi dan dorongan mereka,
Bisa jadi aku pun mampu memperbaiki negeriku.
Kemudian siapa tahu,
Aku bahkan bisa mengubah dunia.
(Terukir di sebuah makam di Westminster Abbey, Inggris, 1100 M.)
——————————————————————
Nb: - Mudah-mudahan dengan goresan diatas, kita tahu bagaimana melakukan perubahan. Perubahan tidak akan kekal bila hanya berharap orang lain yg berubah. “Satu keteladanan jauh lebih berharga dibanding dengan ribuan arahan”. Keteladanan datang dari masing-masing pribadi, bukan dari sekelompok orang. Tapi keteladanan seseorang bisa mempengaruhi orang-orang disekitarnya.
semoga kita bisa menjadi teladan yang dapat memberikan inspirasi bagi sekeliling kita, untuk itu mulailah semuanya dari diri sendiri.
Source : http://kloter17.blog.friendster.com/
Labels: Motivaion
Saturday, December 27, 2008
Ya berapa malaikat yang sudah kau temui hari ini?
Atau hari kemarin?
Di dalam perjalananmu menuju tempat kerja?
Atau dalam perjalananmu menuju ke rumah kembali?
Berapa?
Bahkan itu di rumahmu sendiri.
Berapa malaikat yang kau temui?
Tidak ada?
Tidak mungkin! Siapa bilang?
Mari kita ingat-ingat lagi...
Mungkin dia yang membuatmu marah-marah karena membuatmu terbangun di tengah malam buta. Membuatmu terjaga dengan tangisan.
Dan kau hanya berkata dengan bersungut-sungut, "Anak siapa sih? Rese amat malem-malem nangis. Berisik!"
Padahal mungkin ia membangunkanmu untuk sesuatu hal bermanfaat yang bisa kau lakukan di tengah malam itu.
Mungkin dia yang membuatmu sewot, ketika kau bertabrakan badan di jalan sehingga membuatmu terjatuh. Dan kau menjadi sedikit sakit dan malu.
Dan kau membentaknya dengan ucapan, "Pake mata dong kalo jalan!"
Padahal mungkin ia mengajakmu untuk berlatih bersabar dan malahan justru jika ia tidak menabrakmu kau akan sedetik lebih cepat dan mungkin ceritanya akan berbeda. Tertabrak mobil barangkali.
Mungkin dia yang membuatmu berpikir buruk, sebab setiap hari ia selalu menengadahkan tangan padamu
dengan pakaian compang-camping dan baju dekilnya.
Sehingga membuat ini terbersit di pikiranmu, "Males amat sih ini orang. Badan masih seger gitu loh?"
Padahal mungkin ia mengajakmu untuk berpikir positif dan lebih bermurah rejeki, setidaknya bermurah senyum.
Ya. Cobalah ingat-ingat lagi. Berapa kali dalam sehari kau membentak, menghardik, membenci, berprasangka, mencibir, memaki orang lain?
Berapa kali?
Sebab mungkin sebanyak itu pulalah kau berlaku tidak sepantasnya pada malaikat.
Senyumlah setiap hari pada siapapun yang kau jumpai.
Berpikirlah positif pada setiap orang yang kau temui.
Perlakukanlah orang lain dengan cara yang sama seperti kau mengharapkan orang lain memperlakukanmu. Tuhan selalu "bekerja" dengan cara yang misterius.
Maka, selalu lah peka dalam menyikapi semua ini.
Source : http://www.indofx-trader.net/topic623.html
Atau hari kemarin?
Di dalam perjalananmu menuju tempat kerja?
Atau dalam perjalananmu menuju ke rumah kembali?
Berapa?
Bahkan itu di rumahmu sendiri.
Berapa malaikat yang kau temui?
Tidak ada?
Tidak mungkin! Siapa bilang?
Mari kita ingat-ingat lagi...
Mungkin dia yang membuatmu marah-marah karena membuatmu terbangun di tengah malam buta. Membuatmu terjaga dengan tangisan.
Dan kau hanya berkata dengan bersungut-sungut, "Anak siapa sih? Rese amat malem-malem nangis. Berisik!"
Padahal mungkin ia membangunkanmu untuk sesuatu hal bermanfaat yang bisa kau lakukan di tengah malam itu.
Mungkin dia yang membuatmu sewot, ketika kau bertabrakan badan di jalan sehingga membuatmu terjatuh. Dan kau menjadi sedikit sakit dan malu.
Dan kau membentaknya dengan ucapan, "Pake mata dong kalo jalan!"
Padahal mungkin ia mengajakmu untuk berlatih bersabar dan malahan justru jika ia tidak menabrakmu kau akan sedetik lebih cepat dan mungkin ceritanya akan berbeda. Tertabrak mobil barangkali.
Mungkin dia yang membuatmu berpikir buruk, sebab setiap hari ia selalu menengadahkan tangan padamu
dengan pakaian compang-camping dan baju dekilnya.
Sehingga membuat ini terbersit di pikiranmu, "Males amat sih ini orang. Badan masih seger gitu loh?"
Padahal mungkin ia mengajakmu untuk berpikir positif dan lebih bermurah rejeki, setidaknya bermurah senyum.
Ya. Cobalah ingat-ingat lagi. Berapa kali dalam sehari kau membentak, menghardik, membenci, berprasangka, mencibir, memaki orang lain?
Berapa kali?
Sebab mungkin sebanyak itu pulalah kau berlaku tidak sepantasnya pada malaikat.
Senyumlah setiap hari pada siapapun yang kau jumpai.
Berpikirlah positif pada setiap orang yang kau temui.
Perlakukanlah orang lain dengan cara yang sama seperti kau mengharapkan orang lain memperlakukanmu. Tuhan selalu "bekerja" dengan cara yang misterius.
Maka, selalu lah peka dalam menyikapi semua ini.
Source : http://www.indofx-trader.net/topic623.html
Labels: Motivaion
Friday, December 26, 2008
Menjelang berakhirnya tahun 2008, situs bisnis terkemuka di dunia yaitu Businessweek.com mengeluarkan hasil survey mengenai daftar harapan para investor terhadap pergerakan di bursa saham AS. Survey ini telah menjaring sebanyak lebih dari 100 responden yang merupakan para pelaku pasar yang aktif dan terdiri dari berbagai macam profesi. Menurut Businessweek, survey ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana harapan pelaku pasar yang dapat dijadikan sebagai simbolisasi harapan masyarakat terhadap bursa saham AS yang pada tahun 2008 ini telah mendapatkan tekanan yang cukup tinggi melalui sempat anjloknya posisi bursa pada level terendah. Setelah melakukan survey dalam kurun waktu beberapa hari, Businessweek akhirnya menyimpulkan bahwa terhadap 5 poin harapan yang cukup mewakili pendapat para pelaku pasar.
Tren Positif Bulan Januari
Harapan pertama yang diinginkan oleh para pelaku pasar ialah adanya tren positif pergerakan bursa pada bulan Januari 2009 mendatang. Hal ini cukup beralasan mengingat pada bulan Januari nanti merupakan awal dari pemerintahan Presiden AS terpilih, Barrack Obama. Masyarakat AS berharap penuh pada kepimpinan Obama yang dinilai memiliki ekspektasi positif dalam memulihkan perekonomian AS yang telah mengalami penurunan performa dalam beberapa kuartal tahun 2008. Obama yang mengusulkan beberapa kebijakan ekonomi termasuk akan memberikan paket stimulus perekonomian hingga 1 triliun dollar atau senilai dengan Rp 11.000 triliun, diharapkan dapat mengangkat trek perekonomian kembali kejalurnya.
Selain itu, bulan Januari merupakan sebuah "lembaran baru" dari kondisi bursa saham yang sebelumnya sempat mengalami keterpurukan oleh banyak hal baik dari segi krisis di sektor finansial sampai dengan krisis di sektor otomotif yang cukup kencang menekan bursa dalam 2 bulan terakhir. Mulainya kontrak-kontrak investasi baru dan akan dimulainya kebijakan-kebijakan ekonomi yang baru akan membuat para pelaku pasar dapat merencanakan sebuah strategi yang baru dalam menghadapi kondisi pasar.
Berakhirnya Tekanan Volatilitas Bursa
Para responden yang terjaring pada survey yang dilakukan oleh Businessweek juga menyatakan bahwa mereka amat sangat berharap tren volatil yang melanda bursa dalam 1 bulan terakhir cepat berakhir. Situasi ketidakpastian yang melanda bursa dipenuhi oleh volume spekulasi yang cukup tinggi membuat pergerakan bursa menjadi tidak stabil. Hal inilah yang diingginkan oleh para pelaku pasar. Mereka beranggapan bahwa dengan stabilnya pergerakan pasar akan memudahkan meraka dalam mengambil keputusan dalam mengatur startegi berinvestasi.
Profit Perusahaan Diharapkan Tidak Ambruk
Menjelang akhir tahun seperti biasa perusahaan-perusahaan yang terdaftar sebagai perusahaan terbuka atau listing akan mengumumkan data laporan profit pada kuartal keempat tahun ini. Data tersebut mayoritas akan diumumkan pada bulan Januari mengingat dalam menghitung hal tersebut membutuhkan waktu yang cukup lama. Para pelaku pasar berharap laporan yang dikeluarkan oleh perusahaan-perusahaan tersebut tidak terlalu mengkhawatirkan, terutama pada sektor finansial, ritel dan otomotif yang menjadi fokus utama dalam kuartal keempat tahun ini. Pada sektor finansial misalnya, semenjak dikucurkannnya dana bailout sebesar 750 miliar dollar atau senilai Rp 8.250 triliun, para pelaku pasar berharap adanya perbaikan performa pada sektor finansial paska terjadi krisis hebat pada kuartal ketiga yang lalu. Sedangkan pada sektor otomotif mungkin kondisi keterpurukan akan kemungkinan besar terjadi pada kuartal keempat
ini yang dimana penjualan mobil dalam kurun waktu tersebut anjlok tajam.
Pengangguran Maksimal di 7%
Pada sisi fundamental ekonomi, para pelaku pasar berharap tingkat pengangguran AS pada tahun 2009 tidak melebihi level 7%. Kondisi ini cukup wajar mengingat dalam beberapa waktu terakhir, tren pengangguran yang tercermin pada klaim pengangguran sedikit demi sedikit terus mengalami peningkatan sejak krisis sektor finansial yang membuat banyak perusahaan melakukan efisiensi perusahaan dalam bentuk pengurangan tenaga kerja. Tingkat pengangguran pada bulan November yang lalu tercatat mengalami peningkatan sebesar 6,7% (y/y), sedangkan klaim pengangguran yang tercatat pada pekan lalu mencapai peningkatan sebesar 30.000 menjadi 586.000.
Tidak Adanya Skandal
Harapan terakhir yang diinginkan oleh para pelaku pasar ialah tidak adanya skandal yang terjadi pada perekonomian global. Seperti yang kita ketahui akhir-akhir ini, sektor finansial global sempat diguncangkan oleh skandal mantan Chairman Nasdaq, Bernard Madoff yang telah menghilangkan uang investornya sebesar 50 miliar dollar atau senilai Rp 600 triliun melalui perusahaan investasi yang dibuatnya. Korbannya tercatat bukan hanya investor pribadi, melainkan juga perusahaan-perusahaan finansial terkemuka seperti HSBC dan BNP Paribas. Kondisi inilah yang ditakutkan oleh para pelaku pasar dalam berinvestasi di sektor finansial. Penipuan dan fraud yang terjadi tersebut menjadi momok yang dapat melandasi berkurangnya keinginan seseorang dalam berinvestasi.
Source : vibiznews.com
Tren Positif Bulan Januari
Harapan pertama yang diinginkan oleh para pelaku pasar ialah adanya tren positif pergerakan bursa pada bulan Januari 2009 mendatang. Hal ini cukup beralasan mengingat pada bulan Januari nanti merupakan awal dari pemerintahan Presiden AS terpilih, Barrack Obama. Masyarakat AS berharap penuh pada kepimpinan Obama yang dinilai memiliki ekspektasi positif dalam memulihkan perekonomian AS yang telah mengalami penurunan performa dalam beberapa kuartal tahun 2008. Obama yang mengusulkan beberapa kebijakan ekonomi termasuk akan memberikan paket stimulus perekonomian hingga 1 triliun dollar atau senilai dengan Rp 11.000 triliun, diharapkan dapat mengangkat trek perekonomian kembali kejalurnya.
Selain itu, bulan Januari merupakan sebuah "lembaran baru" dari kondisi bursa saham yang sebelumnya sempat mengalami keterpurukan oleh banyak hal baik dari segi krisis di sektor finansial sampai dengan krisis di sektor otomotif yang cukup kencang menekan bursa dalam 2 bulan terakhir. Mulainya kontrak-kontrak investasi baru dan akan dimulainya kebijakan-kebijakan ekonomi yang baru akan membuat para pelaku pasar dapat merencanakan sebuah strategi yang baru dalam menghadapi kondisi pasar.
Berakhirnya Tekanan Volatilitas Bursa
Para responden yang terjaring pada survey yang dilakukan oleh Businessweek juga menyatakan bahwa mereka amat sangat berharap tren volatil yang melanda bursa dalam 1 bulan terakhir cepat berakhir. Situasi ketidakpastian yang melanda bursa dipenuhi oleh volume spekulasi yang cukup tinggi membuat pergerakan bursa menjadi tidak stabil. Hal inilah yang diingginkan oleh para pelaku pasar. Mereka beranggapan bahwa dengan stabilnya pergerakan pasar akan memudahkan meraka dalam mengambil keputusan dalam mengatur startegi berinvestasi.
Profit Perusahaan Diharapkan Tidak Ambruk
Menjelang akhir tahun seperti biasa perusahaan-perusahaan yang terdaftar sebagai perusahaan terbuka atau listing akan mengumumkan data laporan profit pada kuartal keempat tahun ini. Data tersebut mayoritas akan diumumkan pada bulan Januari mengingat dalam menghitung hal tersebut membutuhkan waktu yang cukup lama. Para pelaku pasar berharap laporan yang dikeluarkan oleh perusahaan-perusahaan tersebut tidak terlalu mengkhawatirkan, terutama pada sektor finansial, ritel dan otomotif yang menjadi fokus utama dalam kuartal keempat tahun ini. Pada sektor finansial misalnya, semenjak dikucurkannnya dana bailout sebesar 750 miliar dollar atau senilai Rp 8.250 triliun, para pelaku pasar berharap adanya perbaikan performa pada sektor finansial paska terjadi krisis hebat pada kuartal ketiga yang lalu. Sedangkan pada sektor otomotif mungkin kondisi keterpurukan akan kemungkinan besar terjadi pada kuartal keempat
ini yang dimana penjualan mobil dalam kurun waktu tersebut anjlok tajam.
Pengangguran Maksimal di 7%
Pada sisi fundamental ekonomi, para pelaku pasar berharap tingkat pengangguran AS pada tahun 2009 tidak melebihi level 7%. Kondisi ini cukup wajar mengingat dalam beberapa waktu terakhir, tren pengangguran yang tercermin pada klaim pengangguran sedikit demi sedikit terus mengalami peningkatan sejak krisis sektor finansial yang membuat banyak perusahaan melakukan efisiensi perusahaan dalam bentuk pengurangan tenaga kerja. Tingkat pengangguran pada bulan November yang lalu tercatat mengalami peningkatan sebesar 6,7% (y/y), sedangkan klaim pengangguran yang tercatat pada pekan lalu mencapai peningkatan sebesar 30.000 menjadi 586.000.
Tidak Adanya Skandal
Harapan terakhir yang diinginkan oleh para pelaku pasar ialah tidak adanya skandal yang terjadi pada perekonomian global. Seperti yang kita ketahui akhir-akhir ini, sektor finansial global sempat diguncangkan oleh skandal mantan Chairman Nasdaq, Bernard Madoff yang telah menghilangkan uang investornya sebesar 50 miliar dollar atau senilai Rp 600 triliun melalui perusahaan investasi yang dibuatnya. Korbannya tercatat bukan hanya investor pribadi, melainkan juga perusahaan-perusahaan finansial terkemuka seperti HSBC dan BNP Paribas. Kondisi inilah yang ditakutkan oleh para pelaku pasar dalam berinvestasi di sektor finansial. Penipuan dan fraud yang terjadi tersebut menjadi momok yang dapat melandasi berkurangnya keinginan seseorang dalam berinvestasi.
Source : vibiznews.com
Labels: Global Crisis
Thursday, December 25, 2008
Krisis keuangan global yang menimpa seluruh dunia mengakibatkan tekanan besar terhadap perusahaan-perusahaan besar dunia. Krisis yang berawal di AS ini telah meluluhlantakkan bursa saham Wall Street dan krisis ini diperkirakan tidak akan berakhir dalam waktu singkat. Resesi yang terjadi di AS diperkirakan akan menjadi resesi yang terhebat setelah depresi besar di tahun 1930-an. Dalam business news kali ini akan disajikan komentar-komentar dari para CEO yang mewakili industri manufaktur, transportasi, media, konsultan, dan makanan, tentang bagaiman mereka menilai kesiapan dalam menghadapi tahun 2009 yang penuh tantangan.
Andrew N. Liveris, President, CEO, dan Chairman The Dow Chemical Company
Menurut Liveris, tantangan utama yang dihadapi oleh perusahaan-perusahaan di AS saat ini adalah krisis industri. Seperti yang kita maklumi bersama indutrimanufaktur merupakan industri yang padat karya. Krisis dalam industri ini akan berkembang menjadi PHK besar dan mengakibatkan meningkatnya tingkat pengangguran. Kondisi ini sangat berbahaya bagi ekonomi sebuah negara.
Dalam menyikapi hal ini Andrew Liveris menyatakan bahwa solusi yang haru dilakukan adalah sebuah kebijakan insustri yang dapat memudahkan kinerja sektor industri sehingga membuat produk-produk AS memiliki daya saing yang lebih besar. Berbagai cara yang dapat dilakukan antara lain menurunkan pajak perusahaan, memperbarui peraturan-peraturan, dan mereformasi sistem keadilan sosial di AS. Tidak ketinggalan juga harus ada solusi kongkrit berkenaan dengan krisis energi dan kesehatan.
Gary Kelly, Chairman, President, dan CEO, Southwest Airlines
Gary Kelly menyatakan bahwa industri aviasi menemui tantangan yang cukup besar saat ini. Baginya kondisi yang terjadi saat ini bahkan lebih buruk dari kondisi paska insiden 9/11. Perusahaan-perusahaan di sektor aviasi bukan hanya menemui tantangan dengan kenaikan harga bahan bakar, akan tetapi yang tidak kalah penting adalah adanya penurunan jumlah penumpang.
Meskipun demikian, Kelly menyatakan keyakinannya bahwa perusahaannya akan terus mengalami pertumbuhan dengaan cukup baik di tahun 2009 nanti dengan persiapan dana likuiditas yang menurutnya sangat cukup untuk menghadapi kemungkinan kesulitan likuiditas akibat krisis.
Cathie Black, President Hearst Magazine
Dari kaca mata media, krisis yang terjadi di tahun 2008 ini berarti satu hal: Perubahan! Menurut Cathie Black, perubahan tidak lagi menjadi sebuah pilihan, melainkan sebuah keharusan. Perubahan yang harus dilakukan, terutama bagi perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang media, berkisar dalam tiga pertanyaan kunci: Bagaimana berhubungan dengan konsumen? Bagaimana mengirimkan produk melalui hubungan tersebut? Dan setelah kita memperoleh jawaban dari keduanya, bagaimana organisasi dan aksi terbaik untuk menerjemahkan apa yang telah kita ketahui menjadi pertumbuhan dan keuntungan.
Jim Turley, CEO Ernst & Young
Menurut CEO Ernst & Young, Jim Turley, isu penting yang merupakan tantangan bersama adalah kompleksitas dari globalisasi. Krisis keuangan yang terjadi saat ini menggambarkan betapa saling tergantungnya ekonomi di seluruh dunia. Akibat dari keterkaitan tersebut, maka penyelesaiannya tidak dapat hanya dilakukan oleh sebagian pihak saja.
Dengan situasi yang ada saat ini diperlukan koordinasi antar instansi dan antar negara untuk bahu-membahu menyelesaikan krisis yang berlangsung. Para petinggi dan pemimpin negara, para pembuat kebijakan, investor, dan sektor swastas harus duduk bersama untuk merealisasikan potensi dari emerging markets, developed markets, dan frontier markets.
Jim Skinner, CEO dan Vice-Chairman McDonalds
Menurut Skinner, Mc Donalds tidak akan terlalu mengalami tantangan yang besar pada tahun 2009 mendatang. CEO perusahaan makanan yang telah mendunia ini menyatakan keyakinannya bahwa pertumbuhan perusahaannya akan tetap sangat baik di tahu 2009 mendatang. Skinner menyatakan hal tersebut dengan penuh keyakinan karena McDonalds merupakan perusahaan yang memiliki sistem franchise yang sangat loyal dan menguntungkan dengan supplier yang penuh komitmen.
Menghadapi situasi di mana daya beli masyarakat berkurang, McDonalds memutuskan untuk tetap berjalan di sistem bisnis yang telah terbukti selalu mampu menghadapi tantangan. Perusahaan ini adalah sebuah perusahaan yang cukup konservatif yang tidak menyukai risko-risiko yang tidak perlu.
Source : vibiznews.com
Andrew N. Liveris, President, CEO, dan Chairman The Dow Chemical Company
Menurut Liveris, tantangan utama yang dihadapi oleh perusahaan-perusahaan di AS saat ini adalah krisis industri. Seperti yang kita maklumi bersama indutrimanufaktur merupakan industri yang padat karya. Krisis dalam industri ini akan berkembang menjadi PHK besar dan mengakibatkan meningkatnya tingkat pengangguran. Kondisi ini sangat berbahaya bagi ekonomi sebuah negara.
Dalam menyikapi hal ini Andrew Liveris menyatakan bahwa solusi yang haru dilakukan adalah sebuah kebijakan insustri yang dapat memudahkan kinerja sektor industri sehingga membuat produk-produk AS memiliki daya saing yang lebih besar. Berbagai cara yang dapat dilakukan antara lain menurunkan pajak perusahaan, memperbarui peraturan-peraturan, dan mereformasi sistem keadilan sosial di AS. Tidak ketinggalan juga harus ada solusi kongkrit berkenaan dengan krisis energi dan kesehatan.
Gary Kelly, Chairman, President, dan CEO, Southwest Airlines
Gary Kelly menyatakan bahwa industri aviasi menemui tantangan yang cukup besar saat ini. Baginya kondisi yang terjadi saat ini bahkan lebih buruk dari kondisi paska insiden 9/11. Perusahaan-perusahaan di sektor aviasi bukan hanya menemui tantangan dengan kenaikan harga bahan bakar, akan tetapi yang tidak kalah penting adalah adanya penurunan jumlah penumpang.
Meskipun demikian, Kelly menyatakan keyakinannya bahwa perusahaannya akan terus mengalami pertumbuhan dengaan cukup baik di tahun 2009 nanti dengan persiapan dana likuiditas yang menurutnya sangat cukup untuk menghadapi kemungkinan kesulitan likuiditas akibat krisis.
Cathie Black, President Hearst Magazine
Dari kaca mata media, krisis yang terjadi di tahun 2008 ini berarti satu hal: Perubahan! Menurut Cathie Black, perubahan tidak lagi menjadi sebuah pilihan, melainkan sebuah keharusan. Perubahan yang harus dilakukan, terutama bagi perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang media, berkisar dalam tiga pertanyaan kunci: Bagaimana berhubungan dengan konsumen? Bagaimana mengirimkan produk melalui hubungan tersebut? Dan setelah kita memperoleh jawaban dari keduanya, bagaimana organisasi dan aksi terbaik untuk menerjemahkan apa yang telah kita ketahui menjadi pertumbuhan dan keuntungan.
Jim Turley, CEO Ernst & Young
Menurut CEO Ernst & Young, Jim Turley, isu penting yang merupakan tantangan bersama adalah kompleksitas dari globalisasi. Krisis keuangan yang terjadi saat ini menggambarkan betapa saling tergantungnya ekonomi di seluruh dunia. Akibat dari keterkaitan tersebut, maka penyelesaiannya tidak dapat hanya dilakukan oleh sebagian pihak saja.
Dengan situasi yang ada saat ini diperlukan koordinasi antar instansi dan antar negara untuk bahu-membahu menyelesaikan krisis yang berlangsung. Para petinggi dan pemimpin negara, para pembuat kebijakan, investor, dan sektor swastas harus duduk bersama untuk merealisasikan potensi dari emerging markets, developed markets, dan frontier markets.
Jim Skinner, CEO dan Vice-Chairman McDonalds
Menurut Skinner, Mc Donalds tidak akan terlalu mengalami tantangan yang besar pada tahun 2009 mendatang. CEO perusahaan makanan yang telah mendunia ini menyatakan keyakinannya bahwa pertumbuhan perusahaannya akan tetap sangat baik di tahu 2009 mendatang. Skinner menyatakan hal tersebut dengan penuh keyakinan karena McDonalds merupakan perusahaan yang memiliki sistem franchise yang sangat loyal dan menguntungkan dengan supplier yang penuh komitmen.
Menghadapi situasi di mana daya beli masyarakat berkurang, McDonalds memutuskan untuk tetap berjalan di sistem bisnis yang telah terbukti selalu mampu menghadapi tantangan. Perusahaan ini adalah sebuah perusahaan yang cukup konservatif yang tidak menyukai risko-risiko yang tidak perlu.
Source : vibiznews.com
Labels: Global Crisis
Wednesday, December 24, 2008
Credit Default Swap (CDS) menurut Warren Buffet adalah weapons of financial mass destruction atau senjata pemusnah massal bagi sektor keuangan. Dalam sejarahnya, CDS adalah produk derivative atau bahkan produk keuangan yang perkembangannya paling pesat. Dalam jangka waktu 10 tahun, produk ini berkembang dari nothing menjadi US$ 54,6 trillion (US$ 54,600 billion) dan ini barulah perkiraan karena tidak ada yang tahu pasti berapakah besar seluruh kontrak CDS di seluruh dunia.
Sebagai perbandingan untuk mendapatkan gambaran seberapabesarkah US$ 54,6 trillion itu maka:
1. Cadangan devisa Indonesia sekitar US$ 52 billion berarti lebih dari 100 kali cadangan devisa Indonesia;
2. Per Oktober 2008, nilai kapitalisasi seluruh saham yang listed di NYSE yang merupakan bursa saham terbesar di dunia adalah US$ 10,1 trillion;
3. Nilai kapitalisasi seluruh bursa saham di seluruh dunia sedikit diatas US$ 40 trillion per September 2008;
4. Total GDP seluruh dunia berdasarkan IMF adalah US$ 54,6 trillion;
5. Total nilai corporate debt yang menjadi the underlying asset dari CDS hanyalah US$ 10 trillion.
Besarnya nilai dari CDS ini juga yang menjadi alasan bagi pemerintah US untuk mem-bail out institusi keuangan seperti Bear Stern, AIG dan yang lainnya. Hal ini dikarenakan institusi2 keuangan tersebut menerbitkan CDS dalam jumlah yang luar biasa besar. Sebagai contoh AIG menerbitkan CDS senilai US$ 445 billion. Jadi yang mengerikan dari CDS ini, gagal bayar dari surat hutang suatu institusi dapat menyeret seluruh institusi keuangan yang mengeluarkan CDS atas surat hutang tersebut.
Terdapat statement yang menyatakan bahwa CDS ini adalah world's largest casino. Yang membedakan antara casino gambling dengan CDS trading adalah casino gambling diatur dengan ketat oleh pemerintah. Memang yang paling mengerikan dari produk derivative ini adalah perdagangannya sama sekali tidak diregulasi oleh pemerintah US. Keserakahan dari para Wall Street cowboy lah yang menyebabkan pasar CDS ini bisa tumbuh begitu pesatnya dan menjadi pasar judi terbesar di dunia. Coba dibayangkan bahwa kontrak dengan nilai begitu besarnya tidak terlihat dalam balance sheet (CDS adalah off-balance sheet karena hanya merupakan 'janji' atau 'komitmen').
Oleh sebab itu lah investor sekaliber Warren Buffet mengatakan bahwa inilah senjata pemusnah massal bagi sektor keuangan. Mudah-mudahan pemerintah US dapat segera melakukan regulasi atas pasar derivative sehingga senjata pemusnah massal ini tidak meledak dan menghancurkan seluruh struktur industri keuangan di dunia.
Source : adjies2000 - Milis [FX_trader_indonesia]
e-mail : ad2000@cbn.net.id
Sebagai perbandingan untuk mendapatkan gambaran seberapabesarkah US$ 54,6 trillion itu maka:
1. Cadangan devisa Indonesia sekitar US$ 52 billion berarti lebih dari 100 kali cadangan devisa Indonesia;
2. Per Oktober 2008, nilai kapitalisasi seluruh saham yang listed di NYSE yang merupakan bursa saham terbesar di dunia adalah US$ 10,1 trillion;
3. Nilai kapitalisasi seluruh bursa saham di seluruh dunia sedikit diatas US$ 40 trillion per September 2008;
4. Total GDP seluruh dunia berdasarkan IMF adalah US$ 54,6 trillion;
5. Total nilai corporate debt yang menjadi the underlying asset dari CDS hanyalah US$ 10 trillion.
Besarnya nilai dari CDS ini juga yang menjadi alasan bagi pemerintah US untuk mem-bail out institusi keuangan seperti Bear Stern, AIG dan yang lainnya. Hal ini dikarenakan institusi2 keuangan tersebut menerbitkan CDS dalam jumlah yang luar biasa besar. Sebagai contoh AIG menerbitkan CDS senilai US$ 445 billion. Jadi yang mengerikan dari CDS ini, gagal bayar dari surat hutang suatu institusi dapat menyeret seluruh institusi keuangan yang mengeluarkan CDS atas surat hutang tersebut.
Terdapat statement yang menyatakan bahwa CDS ini adalah world's largest casino. Yang membedakan antara casino gambling dengan CDS trading adalah casino gambling diatur dengan ketat oleh pemerintah. Memang yang paling mengerikan dari produk derivative ini adalah perdagangannya sama sekali tidak diregulasi oleh pemerintah US. Keserakahan dari para Wall Street cowboy lah yang menyebabkan pasar CDS ini bisa tumbuh begitu pesatnya dan menjadi pasar judi terbesar di dunia. Coba dibayangkan bahwa kontrak dengan nilai begitu besarnya tidak terlihat dalam balance sheet (CDS adalah off-balance sheet karena hanya merupakan 'janji' atau 'komitmen').
Oleh sebab itu lah investor sekaliber Warren Buffet mengatakan bahwa inilah senjata pemusnah massal bagi sektor keuangan. Mudah-mudahan pemerintah US dapat segera melakukan regulasi atas pasar derivative sehingga senjata pemusnah massal ini tidak meledak dan menghancurkan seluruh struktur industri keuangan di dunia.
Source : adjies2000 - Milis [FX_trader_indonesia]
e-mail : ad2000@cbn.net.id
Labels: Global Crisis
Subscribe to:
Posts (Atom)